Selain Menghafal, Menag Harap Generasi Indonesia Mampu Gali Makna Alquran

By Admin

nusakini.com--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi semangat masyarakat dalam mengembangkan tempat menghafal atau rumah tahfidz Alquran. 

Menag berharap kemampuan menghafal itu nantinya bisa ditingkatkan pada kompetensi untuk menggali makna dan substansi Alquran. 

Pesan ini disampaikan Menag saat memberikan sambutan sekaligus meletakan batu pertama pembangunan Rumah Tahfidz Quran Baiturrahim di Kelurahan Sea, Kec. Latambaga, Kab. Kolaka. 

Hadir dalam kesempatan ini, Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Kakanwil Kemenag Sultra Abdul Qadir, Pjs. Bupati Kolaka Masmudin, Karo Humas, Data, dan Informasi Mastuki, serta Semen Khoirul Huda. 

"Generasi mendatang harus diajarkan agar memiliki kemampuan menggali kandungan Alquran," terang Menag di Kolaka, Kamis (15/02). 

Menag menilai, keberadaan rumah tahfidz sangat strategis dalam rangka memperbanyak generasi mendatang yang mampu membaca, menghafal, serta memahami dan mengamalkan isi Alquran. 

Mengutip Hadits Nabi, Menag mengatakan bahwa orang yang paling mulia adalah mereka yang belajar Alquran dan mengajarkannya. Menurut Menag, mengajar bisa dalam pengertian harfiah, mengajar cara membaca dan isi Alquran, tapi juga dalam makna luas, yaitu mengamalkan.  

"Dengan pengamalan, seseorang bisa menjadi teladan dan contoh. Ibarat Alquran berjalan, sebagaimana dicontohkan Rasulullah," tuturnya. 

"Itulah kualitas terbaik di antara kita," sambungnya. 

Sehubungan itu, Menag berharap tempat pendidikan Alquran nantinya tidak sekedar menjadi rumah tahfidz, tapi juga menjadi pusat studi Alquran. 

"Pusat studi Alquran relevan, karena kehidupan dinamis. Tantangan yang dihadapi juga terus berubah sehingga cara menafsirkan Alquran sesuai konteks bisa jadi mengalami perubahan dibanding penafsiran ulama terdahulu," ujarnya. 

"Saya bermimpi anak cucu kita yang mengenyam pendidikan di rumah tahfidz suatu saat punya kemampuan untuk menerjemahkan dan menafsirkan Alquran," lanjutnya. 

Ketua Dewan Penasihat Pembangunan Rumah Tahfidz Ahmad Syafi'i menyampaikan bahwa saat ini sudah ada sembilan rumah tahfiz di Kolaka. Selain itu, ada juga sekitar 600 tempat pendidikan Alquran. 

Ketua Yayasan Baiturrahim Duana Said melaporkan bahwa rumah tahfidz ini sudah terbentuk sejak tiga tahun lalu. Sampai hari ini, tercatat ada 485 santri dan santriwati. Karena belum memiliki kelas, proses pembelajaran berlangsung di Masjid Baiturrahim. 

"Lembaga ini telah melahirkan beberapa penghafal Alquran. Sudah menamatkan 4 santri dan santriwati 30 jus. Ada sekitar 20 santri yang sedang berproses pada hafalan 10 dan 20 juz," jelasnya. 

Menurut Said, animo masyarakat Kolaka untuk menghafalkan Alquran sangat tinggi. Saat ini, Rumah Tahfidz belum bisa menampung semua santri karena baru memiliki dua asrama dengan kapasitas 45 orang. Satu asrama berupa bangunan sederhana di samping masjid, sedang asrama satunya berupa rumah pinjaman masyarakat. 

"Rumah tahfidz yang akan dibangun ini berada di atas lahan seluas 5000 M2 yang merupakan hibah bupati," tandasnya. (p/ab)